Artikel Kesehatan

Kesehatan Dalam Kehidupan

Kamis, September 23, 2010

Toxoplasmosis

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Toxoplasmosis


 
1. Penyebab
      - Penyebab toxoplasmosis adalah protozoa Toxoplasma gondii, termasuk dalam sub klas Coccidia.
      - Parasit ini pertama kali ditemukan pada rodensia liar Ctenodactylus gondii tahun 1908. 
      - Sejak sat itu parasit dapat ditemukan pada berbagai jenis mamalia dan unggas.
  2. Sumber Penular
      - Sumber penular utama dari hewan ke manusia adalah oocyst yang telah mengalami sporulasi 
        dalam tinja kucing.
        Yang merupakan induk semang definitif adalah : kucing piara (Felis catus), dan hewan-hewan yang 
         tergolong famili felidae antara lain: jaguarundi (F. yagouaroundi), ocelot (F. paradis), singa gunung  
         (F. concolor), Leopard (F. bengalensis) dan bobcat (Lynx rufus).
      - Bentuk kista dalam berbagai jaringan otot mamalia (sapi, kambing,dll) dan burung dapat berperan
         sebagai penular.
  3. Penularan
      - Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi per os (oral) lewat tinja kucing atau daging
        mengandung kista yang tidak dimasak dengan baik.
      - Penularan dari ibu ke fetus terjadi secara transplasental (dibuktikan secara serologik).
      - Kucing tertular lewat makan (memangsa) hewan yang bertindak sebagai induk semang perantara 
         (tikus dan burung) yang mengandung kista atau oocyst yang bersporulasi.
      - Herbivora tertular lewat makanan (rumput) atau air yang tercemar tinja dari anggota Famili Felidae
         yang mengandung oocyst.
  4. Gejala klinik
      * Hewan 
         -  Sebagian besar hewan yang terinfeksi bersifat asymptomatik. Namun ada pula yang ditemukan 
            dengan gejala klinik cukup parah.
            > Pada anak kucing : pireksia (demam), anoreksia (tidak ada nafsu makan), muntah, haus, dispnu
                                             dan jaundice. Beberapa diantara anak kucing yang tertular mati disertai 
                                             peradangan kelenjar limfe, jantung dan otak.
            > Pada kucing dewasa : gejala klinik tidak begitu jelas. Pada toxoplasmosis okular dapat
                                                ditemukan gejala retinitis.
            > Pada domba : toxoplasmosis sering disebut abberant coccidiosi gejala yang timbul adalah 
                                     inkoordinasi gerak, kekakuan otot dan gejala berputar sehingga oleh peternak
                                     disebut circling disease.
            > anak domba yang terserang secara kongenital mengalami gangguan mental, fisik lemah dan
               inkoordinasi otot. Induk domba yang pernah mengalami keguguran oleh karena toxoplasmosis 
               akan melahirkan secara normal pada kelahiran berikutnya.
            > Pada sapi : umumnya bersifat akut yang ditandai dengan demam, dispnu dan gejala syaraf
                                 seperti ataksia, hipereksitasi pada tahap awal penyakit dan letargi menjelang 
                                 kematian. Kematian terjadi pada hari ke-2 sampai ke-6 perjalanan penyakit.
         * Manusia
            - gejala klinik pada manusia sangat jarang.
            - ibu hamil yang terinfeksi parasit ini dapat mengalami keguguran, stillbirth atau anak lahir hidup
              tetapi mengalami penyakit yang parah dan berakhir dengan kematian atau sebaliknya tidak
              menunjukkan gejala klinik. Keguguran umumnya terjadi akibat infeksi primer oleh galur ganas
              T. gondii pada tahap awal masa kebuntingan. Infeksi kongenital dapat diikuti dengan chorio
              retinitis, konvulsi, hidrosefalus, mikrosefali, kalsifikasi serebralis, hepatomegali, jaundice, 
              thrombositopenia purpura dan muculopapular rash.
              Bila anak yang dilahirkan hidup dapat ditemukan kemunduran mental yang parah, strabismus
              (juling) dan kebutaan. Sekitar 40% dari iubu hamil yang tertular toxoplasmosis fetusnya akan
              tertular secara kongenital.
  5. Diagnosis
      Diagnosis umumnya didasarkan atas hasil uji serologik seperti Dabin Feldman Dye Test, ELISA, 
      Haemaglutination inhibition, CFT, direct agglutination atau indirect flourescent antibody test (FAT)
  6. Pencegahan dan Pengobatan
      - belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini.
      - untuk menghindari penularan kepada manusia maka ruminansia yang tertular disarankan untuk tidak
        dikonsumsi tetapi dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur.
      - daging hendaknya dimasak dengan baik.
      - ibu hamil dianjurkan untuk menghindari kontak dengan feses kucing atau bulu kucing yang tercemar
        feses. 
      * Pengobatan : - Dilakukan dengan pemberian kombinasi piremetamin, sulfadiasin, bersama-sama 
                                dengan asam folinat (dosisnya harus diatur agar tidak terjadi keracunan).
                              - Pengobatan harus dilakukan paling kurang 30 hari
                              - Pemeriksaan hematologik harus dilakukan secara berkala selama pemberian obat.
                              - Kemoterapi hanya efektif terhadap parasit yang mengalami proliferasi dan tidak 
                                 efektif terhadap pseudocyst.
                              - Piretamin tidak boleh diberikan pada ibu hamil di 3 bulan pertama karena piretamin 
                                 bersifat toksik.
                              - Pada hewan pengobatan kurang memberikan hasil yang baik. .::Artikel Menarik Lainnya::.

[+/-] Selengkapnya...

Comments :

0 komentar to “Toxoplasmosis”


Posting Komentar